Yamaha R25 yang dirilis dengan harga
jual Rp 53 juta ini punya konsep “Superbike you can ride everyday”.
Sebutan ini tentu punya makna yang mewakili karakter berkendaranya. Jadi
R25 ini kencang dengan power
mesin besar ala superbike namun enak dipakai harian. Motor ini memiliki
tenaga maksimal 35,5 dk, lebih besar dari kompetitornya yang sama-sama
mengusung mesin 2 silinder. Nah, kata kunci yang kedua, enak dipakai
harian tentunya menjadi konsentrasi Yamaha membuat motor R25 lebih mudah
dikendarai.
Long asymmetric swing arm
membuat tampilan makin kekar.Keunggulan lain yang didapat dengan
memakai sasis turbular adalah bobot ringan. Dengan turbular, R25 hanya
memiliki bobot 166 kg saja. Ini jauh lebih ringan dari pesaingnya yang
sama-sama memakai mesin 2-silinder. Sebagai catatan bobot 166 kg ini
hanya lebih berat 2 kg dari Honda CBR250R yang mengusung mesin 1
silinder.
Yamaha memulainya dengan memilih rangka tipe diamond, sedikit berbeda
dengan barisan keluarga R series dari YZF-R1 hingga yang paling kecil
R15 semuanya pakai deltabox. Tujuannya lebih ke arah fungsional. Yakni easy
to handle dan memberi kesan slim yang kompak saat ditunggangi. Desain
R25 mengutamakan slim dan ringan. Ini bukan soal deltabox yang lebih
baik atau buruk, tapi lebih ke arah fungsi. Seandainya dipilih deltabox
feeling berkendaranya akan beda.
Istimewanya, tingkat kekakuan sasis turbular Yamaha R25 boleh diadu
dengan motor bersasis deltabox. Sasis R25 dirancang untuk dapat menyerap
gaya twisting (pelintir) yang lebih besar, tapi sudut sasis (bend)
dibuat lebih kecil. Sehingga selain ukuran menjadi kompak, tapi juga
memberikan feeling berkendara sporty layaknya keluarga R-Series.
Upaya lain untuk membuat R25 mudah dikendarai adalah dengan melakukan
pembagian bobot 50:50 untuk depan dan belakang, sehingga Yamaha berani
mengklaim handlingnya sangat sporty. Untuk mendapatkan distribusi bobot
50:50, bukan hanya dari konstruksi rangkanya, tapi juga berkat aplikasi
long asymmetric swing arm dan knalpot jenis mid
ship muffler yang memiliki tabung besar tepat di bagian tengah kolong
motor ini. Posisi knalpot di kolong seperti ini juga membantu mencapai
distribusi bobot 50:50.
Posisi duduknya terbilang masih nyaman, enggak terlalu membungkuk. Saat
duduk kaki menapak sempurna, karena tinggi jok hanya 780 mm. Berikutnya
dengan fairing ramping, sedikit lebih ramping dari Ninja 250FI,
menjadikan R25 gampang bermanuver. Sudut putar kemudi juga lumayan
sempit, yaitu 34° baik ke kanan maupun kiri. Tak luput dari perhatian
adalah spesifikasi kaki-kakinya. Yang depan menggunakan suspensi 41 mm,
mirip Byson, terlihat begitu kekar. Mengawal pelek 2,75x17 dibalut ban
110/70-17. Belakang pakai lengan ayun asimetris berbahan besi,
monosoknya tipe konvensional, namun pakai sokbreker double tube. Travel mencapai 125 mm. Pelek 4,00x17 dengan ban 140/70-17.