Bagi insan roda dua, tentunya tak ada yang perlu ditanyakan tentang desain mesin motor.
Semua pasti pada tau akan basis yang dipakai masing-masing motor
tersebut. Seperti halnya Yamaha R1, motor ini menggunakan basis desain
mesin inline-4, yaitu 4 silinder segaris/ sejajar dengan kapasitas
1000cc.
Beda Yamaha, berbeda pula Ducati. Masih banyak yang belum tahu akan
basis mesin yang dipakai oleh motor yang bermarkas di Bologna, Italia
ini. Banyak yang beranggapan bahwa meskipun memakai desain L-twin
engine, Ducati tetap dibekali 4 silinder, nyatanya ‘TIDAK’.
Ducati yang didesain khas L-Twin Engine, hanya dibekali 2 silinder dari
masing-masing cabang yang berbentuk L dimana dulu berkapasitas silinder
1000cc sama dengan motor yang menggunakan 4 silinder. Namun seiring
waktu, motor 2 silinder macam Ducati meningkatkan kapasitas mesinnya
menjadi 1200cc. Dengan mesin berkapasitas besar segitu namun hanya 2
silinder, dipastikan masing-masing silinder akan memiliki ukuran jumbo.
Peningkatan kapasitas 1200cc, 2 silinder ini mungkin saja untuk
mengimbangi perbedaan karakter kekuatan dengan mesin 1000cc 4 silinder.
Bagaimana tidak harus ditambah, seorang Carlos Checa saat berlaga di
sirkuit Monza yang berkarakter speedway mengakui akan kelemahan mesin
Ducati di sirkuit berkarakter cepat seperti Monza. Dengan di support
mesin ducati 2 silinder, 1200cc pun Checa pesimis untuk dapat unggul
dari pembalap Yamaha, Honda dan lainnya yang bermesin 4 silinder.
Bukan berarti mesin 2 silinder macam Ducati kurang tenaga, dan overprice
lho. Perbedaan yang ditawarkan Ducati, membuat motor asal italia ini
menjadi unik. Apalagi didukung dengan teknologi desmodromic nya. Yang
memungkinkan menggunakan klep
silinder tanpa bantuan per klep seperti kebanyakan motor jepang, dengan
teknologi ini ducati meng-klaim bahwa kekurangan model klep dimana
dapat aus dan menyebabkan kerusakan mesin disaat ujung piston
bertabrakan dengan klep dapat lebih diminimalisir. Semoga berguna.