Walau bentuknya kecil, busi berperan sangat vital pada mesin sepeda motor.
Ketika busi ini bermasalah, mesin motor dapat mati total karena tidak
adanya api yang membakar campuran bensin dan udara di ruang bakar.
Masalahnya, kemungkinan busi bermasalah ini di-picu dua hal: usia pakai
dan perlakuan-nya. Artinya, walau si busi tidak diutak-atik, namun tetap
ada kemungkinan busi cepat mati jika salah perlakuan.
Parahnya banyak pemilik kendaraan yang masih salah memperlakukan busi,
padahal itu hal yang basic. Maklum, karena sifatnya yang mudah dan minim
perawatan, jadi busi kerap diberlakukan sembarangan.
Paling utama ada di bagian center elektroda (gbr.1). Dalam proses
membersihkan busi, bagian atas center elektroda kerap diampelas. Itu
salah! Sebab, bagian itu diciptakan flat. Kalau diampelas, permukaannya
jadi gak rata sehingga percikan api jadi menyebar. Kalaupun ingin
diampelas yaitu bagian bawah ground electrode (gbr.2) yang menghadap
langsung ke center elektroda. Usahakan ampelas pakai ukuran yang agak
halus atau maksimal ukuran 500.
Untuk bagian yang sulit terjangkau seperti nose insulator (gbr.3), cukup
bersihkan pakai sikat kawat. Jangan cuci busi pakai bensin atau minyak
tanah. Hasilnya memang lebih bersih, namun kalau dilakukan
berulang-ulang, malah memperpendek umur busi.
Ada satu hal lagi yang paling mendasar tapi kerap diabaikan, yakni
melepas dan memasang busi saat keadaan mesin masih panas. Risiko sleg
pada drat busi sangat besar. Makanya, tunggu sampai mesin agak dingin
jika mau melakukan aktivitas seputar busi. Begitu juga cop busi! Sebab
di bagian cop busi terdapat peranti dari karet (gbr.4). Kalau dibuka
saat suhu mesin masih panas, karet itu mudah rusak atau sobek.
Nah kalau mau awet, Ari memberikan pakem dasar masalah busi ini.
Pastinya, pilih busi sesuai kode yang ditetapkan pabrikan. Misal panjang
drat busi (gbr.5) atau pemilihan busi dingin atau panas.
Selain itu atur kerenggangan celah busi dengan akurat. Angka yang
dianjurkan, 0,8-1,2 mm. Jangan sembarangan mengatur celah busi pakai
perasaan. Melenceng 0,1 mm saja performa busi bisa gak maksimal dan efek
dominonya mesin jadi boros BBM. Terakhir, ini efek gak langsung yang
bisa bikin busi rusak, yakni pemilihan angka oktan. Oktan yang gak
sesuai dapat menyebabkan mesin overheat. Kalau dibiarkan, kepala busi
bisa meleleh.