Pengertian Rasio Kompresi Dinamis Mesin - Rasio Kompresi Dinamis
(DCR) merupakan konsep penting untuk membuat mesin berperforma tinggi.
Menentukan rasio kompresi adalah terhitung setelah intake valve menutup
yang akan menginformasikan tentang oktan bahan bakar yang akan
digunakan.
Rasio kompresi (CR) dari mesin adalah rasio volume silinder dibandingkan
dengan volume ruang bakar. Sebuah silinder dengan 10 unit volume dan
ruang bakar dengan volume 1 memiliki rasio kompresi 10:1. Static
Compression Ratio (SCR) adalah rasio yang paling sering disebut. Hal ini
berasal dari volume silinder menggunakan engkol stroke penuh (TMB ke
TMA). Rasio kompresi dinamis lebih menggunakan posisi piston pada intake
valve closing setelah TMB untuk menentukan volume tekanan silinder.
Perbedaan antara keduanya sangat besar. Misalnya, dengan cam yang
menutup katup intake pada 70º setelah TMA, piston telah naik 23 mm dari
TMB pada titik penutupan klep in. Hal ini mengurangi tekanan silinder.
Ini adalah satu-satunya perbedaan antara menghitung SCR dan DCR.
- Perhitungan yang digunakan dalam menghitung CR adalah sama.
- DCR selalu lebih rendah dari SCR.
Tidak perlu bingung juga antara rasio kompresi dinamis dengan tekanan
silinder. Tekanan silinder hampir berubah terus menerus. Itu terjadi
karena banyak faktor termasuk RPM, desain intake manifold, kepala
silinder dan efisiensi, desain knalpot, valve timing, posisi throttle,
dan sejumlah faktor lainnya. DCR diukur atau dihitung dari nilai dimensi
sebenarnya dari mesin. Oleh karena itu, kecuali variabel timing cam
digunakan, seperti rasio kompresi statis, rasio kompresi dinamis
terhitung tetap ketika mesin dibangun dan tidak pernah berubah selama
pengoperasian mesin.
Dua poin penting untuk diingat:
Dua poin penting untuk diingat:
- DCR selalu lebih rendah dari SCR
- The DCR tidak berubah sewaktu-waktu selama pengoperasian mesin