4 Jenis dan Cara Kerja Tachometer

Posted by



tachometer
Tachometer berguna untuk memantau kinerja mesin. Secara sederhana, tachometer merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur kecepatan perangkat berputar. Instrumen ini bekerja dengan menghitung banyaknya rotation per minute (RPM) atau putaran per menit. Penggunaan paling umum tachometer adalah untuk menentukan kecepatan dari poros berputar yang digerakkan oleh mesin.
Tachometer analog terdiri dari jarum yang menunjukkan pembacaan disertai indikator apakah putaran mesin masih dalam taraf aman atau sudah mulai membahayakan. Selain tachometer analog, terdapat pula tachometer digital yang sudah mulai menggantikan jenis analog. Pada tachometer digital, hasil pengukuran langsung disajikan dalam bentuk angka sehingga mempermudah pembacaan.
Jenis Tachometer
Berikut adalah beberapa jenis tachometer.
1. DC Tachometer
DC merupakan singkatan dari direct current atau arus searah. Perangkat ini tidak lain merupakan semacam generator yang mampu menghasilkan listrik dari perubahan medan magnet. Output dari perangkat ini berkisar antara 2 sampai 10 volt per 1.000 putaran/menit. Untuk menunjukkan banyaknya putaran, nilai voltmeter kemudian dikalibrasi dalam putaran per menit.
2. AC Tachometer
AC merupakan singkatan dari alternating current atau arus bolak-balik. Sebuah magnet permanen yang berputar dan kumparan stasioner adalah elemen utama pada tachometer AC. Tegangan dan frekuensi yang dihasilkan oleh perangkat ini sebanding dengan kecepatan rotasi.
3. Eddy-Current Tachometer
Pada tachometer jenis ini, arus listrik dihasilkan oleh sebuah konduktor yang diletakkan berdekatan dengan medan magnet yang bervariasi, yang dikenal sebagai eddy-current (arus eddy). Tachometer jenis ini banyak digunakan untuk mengukur kecepatan pesawat terbang.
4. Electric Tachometer Generator
Instrumen ini menggunakan kombinasi generator listrik dan indikator. Generator dan indikator bisa berjenis DC ataupun AC.


Blog, Updated at: 5:25 AM

Pengunjung

Powered by Blogger.