Tips agar oli tidak cepat habis akibat panas mesin hasil bore up itu sendiri.
1. Boring Tebal
Usahakan boring atau liner dibuat tebal, kalau bisa minimal 5mm. Atau
minimal seperti asli pabrik tebal boringnya. Kalau tipis berakibat panas
dan suhu mesin cepat naiknya. Akibatnya oli mesin jadi gampang menguap.
Lebih repot lagi, boring yang tipis mudah memuai dan juga gampang bikin
macet mesin. Pilih juga bahan boring yang direkomendasi oleh mekanik
berpengalaman biasa bikin motor balap road race. Pilih juga tukang bubut
atau korter spesialis.
2. Celah Piston Dan Boring
Celah antara piston dan liner sangat menentukan hasil bore up. Ini
termasuk kunci utama dalam melakukan bore up. Kalau faktor ini gagal,
power mesin rendah dan oli cepat abis. Clearance atau kerenggangan
piston dengan liner untuk harian dipatok 0,01 dan maksimal 0,02mm buat
balap. Kalau buat balap dibikin longgar karena nggak usah inreyen. Jika
lewat dari 0,3mm kompresi jadi kurang padat. Paling penting pilih tukang
korter yang bagus.
3. Jarak Gap Ring Piston
Perhatikan ring piston. Ini juga faktor utama keberhasilan bore up.
Kalau motor bore up sudah lama dipakai, biasanya haus oli. Pertama yang
harus dicek salah satunya adalah ring piston dulu.
Mengukurnya gampang. Masukkan ring piston ke dalam boring dan dorong
menggunakan piston. BAru deh kemudian mengukur celah atau gap pertemuan
dua ujung ring piston.
Kondisi normal, celanya berkisar antara 0,2 sampai 0,3mm. Kalau memang terbukti kurang dari itu harus segera ganti ring piston
4. Rasio Kompresi
Banyak yang salah pengertian. Rasio kompresi motor bore up dibuat sangat
tinggi. Padahal kalau dipakai untuk harian agar awet maksimal 12 : 1.
Kasih tahu mekanik dibuat maksimal untuk harian kalau bisa 11 : 1.
Mengingat kondisi bahan bakar lokal yang oktannya rendah. Kalau 12,5 : 1
saja harus menggunakan Pertamax Plus.
Kecuali kalau memang buat balap, bisa tinggi sampai 13,5 : 1. Itu juga
masih tergantung dari bahan bakar yang digunakan. Harus diisi dengan
racing fuel atau bensol.
5. Kualitas Pelumas
Oli atau pelumas harus dipilih yang tahan menguap. Biasanya yang punya
kekentalan lebih tinggi. Misalnya SAE 20 atau SAE 15. Karena semakin
encer identik dengan mudah menguap.
Menurut saran dari kebanyakan mekanik, menggunakan pelumas yang punya
base oli dari minyak bumi saja. Sebab oli sintetik yang bagus, biasanya
juga dibanderol dengan harga lumayan mahal.
Jadi, buat apa menggunakan pelumas sintetik murah. Sebab hitungan ekonominya sebenarnya tidak ada pelumas sintetik yang murah.
6. Pasang Nafas Oli
Akibat tekanan yang tinggi, suhu akan ikut tinggi dan bikin bocor
kompresi. Untuk itu harus pasang lubang nafas oli. Kalaupun sudah ada
lubang nafas oli dari pabrik, dikhawatirkan masih kurang besar.
Pasang nafas oli di tutup klep. Biasanya dijual pagoda atau tutup klep
yang sudah ada lubangnya. Tinggal disambung slang. Atau pasang nafas oli
dari tutup lubang pengisian oli disambung slang juga.
7. Selimut Mesin
Di mator harian atau standar, macam motor matik dari pabrik dilengkapi
selimut mesin yang fungsinya untuk aliran udara dari kipas magnet.
Jangan dilepas alias harus tetap dipasang. Supaya kalau jalan macet atau
jalan pelan tetap ada hembusan udara. Apalagi mesin matik tertutup
cover bodi.
8. Setting Spuyer Pilot Jet dan Main Jet
Seting spuyer yang pas. Jangan kelewat irit berakibat mesin panas. Bisa
dilihat dari warna kepala busi keputihan. Atau jangan kelewat banyak
bensin yang berakibat banyak kerak bikin mesin tidak bertenaga. Spuyer
pas cirinya pada kepala busi merah bata.