Sistem pengapian,
jelas enggak sendiri. Lha wong namanya aja sistem! Jadi, harus ada
peranti pendukung lain dong. Makanya, selain CDI dan koil, kepala atau
cup busi juga jadi penentu besarnya api yang menuju busi.
Selama ini banyak orang yang berpikir setelah CDI dan koil, ujung tombak
terakhir ya busi. Enggak sedikit, orang menyepelekan peran kepala
busi. Padahal, asal tahu saja, kepala busi di pasaran itu terdiri dari
berbagai macam. Misal, yang penghantarnya (bagian dalamnya) dari logam
besi biasa. Nah yang ini, biasanya diadopsi di motor standar bawaan pabrik.
Selain kepala busi dari logam biasa, ada juga nih yang dibuat dari
tembaga. Katanya sih ini yang terbaik di pasaran. Tembaga merupakan
bahan penghantar listrik yang bagus setelah besi.
Memakai tembaga, arus yang dihasilkan dari CDI yang diteruskan koil dan
busi jadi lebih stabil alias konstan. Ini terbukti saat Em-Plus lakukan
uji coba antara kepala busi biasa dan tembaga. Ketika pakai kepala busi
biasa, api yang dihasilkan busi berwarna sedikit kemerahan. Tapi ketika
dicoba pakai kepala busi tembaga, api berubah menjadi lebih biru
dan arus-nya agak lebih besar.