Ketika
mengganti busi, sebaiknya perhatikan juga gap atau celah antara
elektroda dengan kepala busi. Sebab, ada ukuran yang dianjurkan oleh
pabrikan. Misal, 0,6 mm. Jadi, jangan terlalu rapat. Juga, tidak boleh
terlalu renggang. Apalagi kalau terlalu renggang. Kondisi itu bisa
menyebabkan terjadinya missfire. Letikan api, tidak bisa mencipta
pembakaran sempurna. Akhirnya, stasioner atau idle jadi enggak stabil.
FUNGSI AWAL BUSI :
Busi mengalirkan energy listrik dan mengubah bahan bakar menjadi energy. Asupan sumber listrik harus cukup dari sistem pengapian untuk memercikan listrik antara gap busi (baca:katoda+anoda). Percikan tersebut disebut “Kinerja Pengapian Busi”
Perlu di ingat
bahwa panjang insulator akan menentukan factor kisaran panas busi,
semakin panjang insulator semakin banyak panas yang diserap kemudian
panas tersebut akan menjalar melalui “water jacket”
dan silinder head. Busi panas menyimpan panas yang tinggi bekerja
membakar oli dan carbon deposit di dalam ruang bakar dan tidak
berhubungan dengan kualitas percikan atau percepatan percikan.
Barometric pressure/ Ketinggian
Juga
bisa bikin koil cepat mati. Karena gap renggang, koil dipaksa bekerja
lebih keras. Begitu juga jika terlalu rapat. Putaran mesin bisa menjadi
lebih berat dan bikin panas. Efek lainnya, ngelitik.
Sedikit Lebih Detil tentang BUSI :
Fungsi Busi
Busi adalah salah satu komponen penting dalam mesin.
Bimbingan
ini menjadi acuan bagi para teknisi, pehobi, atau mekanik balap dalam
memahami, menggunakan, dan masalah busi. Informasi yang di dalam acuan
ini dapat dijadikan sebagai patokan bagi semua tipe busi mesin empat
langkah (internal combustion)
Busi
adalah “jendela” didalam mesin yang dapat digunakan untuk mencari
informasi diagnostic keadaan ruang bakar (baca:AFR). Sebuah contoh
termometer dokter yang digunakan untuk mengukur panas pasien, keadaan
busi memperlihatkan gejala atau anomali kondisi dalam ruang bakar. Para
tuner spesialist bisa membaca gejala ini sebagai pencarian sumber
masalah yang biasa disebabkan oleh perbandingan udara dan bensin,
percepatan percikan, carbon deposit,kualitas bensin (baca: octane)
Busi mempunyai 2 fungsi utama :
1. Membakar campuran udara dan bensin
2. Mentransfer panas dari hasil pembakaran sesudah ke sebelum
Temperatur
ujung busi harus terjaga pada suhu serendah mungkin untuk mencegah
“Pre-ignition”(biasa disebut:ngelitik) tapi setinggi mungkin untuk
mencegah “Fouling”(biasa disebut.: miss ignite/fire) .
Temperatur tersebut disebut “Kinerja Suhu Busi”.
Perlu
di ingat busi berkerja sebagai penukar panas dengan membuang panas
berlebih keluar dari ruang bakar dan mentransfer panas energy ke sistem
pendingin mesin. Kisaran panas dapat diukur melalui kemampuan busi untuk
membuang panas
Tingkat kemampuan busi mentransfer panas dapat dilihat melalui:
1. Panjang insulator busi
2. Volume gas sekitar insulator
3. Bahan elektroda ( tip busi “iridium,platinum,chopper,dll”) dan insulator porselen (kualitas bahan keramik)
Kisaran panas busi tidak berkaitan dengan aliran tegangan listrik dari coil
menuju busi. Tetapi, kisaran panas diukur melalui kemampuan busi untuk
membuang panas berlebih dari ruang bakar. Tingkat kisaran panas
dipengaruhi oleh beberapa faktor;
- panjang insulator porselen dan kemampuannya untuk menyerap dan mentransfer panas ruang bakar
- bahan insulator porselen dan bahan elektroda “iridium,platinum,chopper,dll”
Berikut adalah gambar dari pengukuran tingkat panas dan aliran panas dari busi NGK
Panjang insulator adalah jarak dari
ujung elektroda (baca: firing tip) ke dasar insulator. Karena ujung
elektroda adalah bagian terpanas busi biasanya disinilah tempat masalah
terjadinya (Pre-Ignition) & (Fouling). Dimanapun busi digunakan baik
di kapal,mobil,motor,bajak
tanah,dll, ujung busi harus konstan berada pada suhu antara 500C –
850C. Jika ujung busi bertemperatur kurang dari 500C, insulator yang
mengelilingi elektroda dimungkinkan tidak cukup panas untuk membakar
carbon dan deposit dalam ruang bakar mengakibatkan penumpukan deposit
dapat membuat (Fouling) yang nantinya berakibat pada (Miss Fire). Jika
ujung busi lebih panas dari 850C maka busi akan overheated yang
berakibat rusaknya insulator lebih-lebih melelehkan elektroda, hal
tersebut akan mengakibatkan (Pre-ignition / Detonasi) dan merusakkan
mesin. Tiap busi dengan kode identik tertentu mempunyai kisaran
toleransi buang panas antara 70C hingga 100C di dalam ruang bakar.
Perubahan gap busi akan menaikkan atau menurunkan suhu antara 10C hingga
20C
Kondisi ujung busi dan keadaannya
Ada tiga macam kriteria diagnostic
dasar untuk busi : baik, terlalu dingin, terlalu panas. Batas antara
suhu yang optimal dimana kondisi tersebut mempunyai karakteristik “cleansing”. Temperatur pada titik tersebut akan membakar tumpukan carbon dan deposit.
Sebaliknya
busi dingin mempunyai insulator pendek dan menyerap sedikit panas dari
ruang bakar. Panas tersebut menjalar jarak pendek, dan membuat kinerja
busi pada suhu rendah. Kisaran suhu rendah sangat dibutuhkan jika mesin
mengalami modifikasi untuk performa tinggi, menderek beban berat, atau
putaran mesin tinggi pada waktu yang lama. Busi dingin membuang panas
dengan cepat, mengurangi potensi (Pre-ignition / detonasi).
Dibawah
ini adalah daftar faktor yang mempengaruhi kisaran suhu busi. Indikasi
atau kondisi ini mungkin dapat mempengaruhi kisaran suhu busi.
Campuran udara/bensin berpengaruh serius terhadap performa mesin dan kisaran suhu optimal busi.
Campuran
udara/bensin yang banyak (baca: rich mixture) membuat suhu di ujung
busi turun dan mungkin dapat mengakibatkan fouling (miss ignite/fire)
Campuran udara/bensin yang sedikit (baca: lean mixture) membuat suhu di ujung busi tinggi, dapat mengakibatkan Pre-ignition / detonasi.
Sangat penting untuk membaca anomali busi pada saat tuning mesin untuk mendapatkan hasil campuran udara/bensin yang optimal
Rasio kompresi tinggi / forced induction juga membuat kisaran suhu busi dan temperatur ruang bakar menjadi naik
Kompresi tinggi dapat diperoleh dengan metode sebagai berikut:
a)mengurangi volume ruang bakar (e.g.: piston jenong, kubah silinder head lebih kecil, slip head, dll)
b)menambahkan forced induction (e.g.: NOS, Turbocharger, Supercharger)
c)penggantian noken as (baca: camshaft)
Saat kompresi menjadi tinggi diperlukan busi dingin, bensin octane tinggi, dan perhatian khusus kepada timing pengapian dan campuran udara/bensin .
Memajukan timing pengapian
Dengan mempercepat timing pengapian tiap -/+ 10 derajat dapat meningkatkan suhu kisaran pada busi 70 sampai 100 derajat celcius
Perputaran mesin dan Beban
Peningkatan
kisaran suhu ujung busi dapat terjadi sesuai dengan perputaran mesin
dan beban berat. Saat berpergian dengan putaran mesin tinggi atau
membawa beban berat, standarisasi busi dingin sangat disarankan Suhu
temperatur sekeliling
Saat
temperatur turun (udara dingin), kepadatan air di udara meninggi
merubah rasio bensin membuat campuran menjadi banyak (baca: rich
mixture) hal ini menyebabkan penurunan suhu mesin dan suhu kisaran ujung
busi. Jadi aliran bensin harus diperkecil.
Saat
temperatur naik(udara panas), kepadatan air di udara menurun sejalan
dengan kurangnya kepadatan di intake, oleh karena itu aliran bensin
harus diperbanyak kelembaban
• Campuran udara/bensin sebaiknya diset sedikit, tergantung keadaan udara sekitar.
Mempengaruhi suhu kisaran ujung busi
Semakin
tinggi geografis, semakin rendah kompresi mesin. Saat temperatur
silinder turun begitu juga temperatur pada suhu kisaran ujung busi
Banyak mekanik mencoba “mengejar” (baca: mengakali) tuning dengan mengganti busi dengan busi panas
Cara lainnya adalah dengan menyetel campuran udara/bensin dengan menghambat aliran udara menuju ke mesin
Tipe pembakaran yang tidak normal
Pre-ignition , adalah penyalaan campuran udara/bensin sebelum titik koordinat toleransi penyalaan
Disebabkan
oleh adanya titik panas pada ruang bakar… juga disebabkan (dipicu)
terlalu majunya timing pengapian, busi terlalu panas, bensin octane
rendah, campuran udara/bensin sedikit, kompresi terlalu tinggi atau
gagalnya sistem pendinginan mesin dengan menaikkan octane, memasang busi
dingin, perbanyak campuran bensin dapat mengatasi masalah tersebut
Dapat memundurkan timing pengapian dan mengecek sistem pendinginan mesin
Pre-ignition akan mengarah pada detonasi; pre-ignition dan detonasi adalah dua kejadian berbeda
Sumber
Sumber