Ketika timing camshaft
dan periode overlapping meningkat maka kebutuhan akan dimensi leher
knalpot yang lebih spesifik menjadi suatu kebutuhan. Cam durasi tinggi
akan menyebabkan beberapa hal yang tidak diharapkan pada RPM tertentu,
dan desain knalpot yang tepat akan meminimalisir masalah ini. Kita tentu
menginginkan exhaust bekerja harmonis dengan noken as, terutama pada
kecepatan mesin tinggi, untuk memaksimalkan pelepasan gas buang dari
silinder.
Berarti bukan hanya kita harus menghubungkan bibir knalpot memiliki
sudut yang pas terhadap porting exhaust, tetapi juga kita harus pandai
menentukan diameter dan panjang dengan pas. Tentu saja tempat terbaik
untuk melakukan eksperimentasi ini adalah dengan menaikkan motor
pada mesin Dynotest. Bagaimanapun juga, ada kemungkinan untuk
menghasilkan knalpot sesuai harapan kita jika kita memahami prinsip
‘exhaust tuning’ dan aturan-aturan dasar tentang knalpot ber-performa
tinggi.
Ukuran diameter pipa akan membantu kecepatan gas buang melalui knalpot.
Diameter pipa yang besar, relative terhadap ukuran silinder, akan
menurunkan gas velocity. Karena sebuah mesin akan menciptakan pincak
torsi pada kecepatan gas sekitar 75 meter/second maka header pipa
knalpot akan mempengaruhi pada RPM berapa puncak torsi akan berada. Jadi
pipa knalpot yang lebih besar akan menggeser puncak torsi yang
diproduksi mendekati limiter.
Merubah panjang knalpot akan membantu meningkatkan kurva tenaga mesin di
sekitar titik torsi maksimum. Menambah panjang pipa knalpot akan
meningkatkan area RPM bawah ke- tengah, dan tenaga puncak pada RPM
maximum akan terkuras. Pipa yang pendek akan member high-speed power, dengan kompensasi mengurangi tenaga menengah.
Dengan beberapa faktor ini didalam pikiran kita, maka akan menjadi awal penting sebelum memasuki perhitungan. Berikut adalah rumus untuk menentukan panjang pipa knalpot :
L = {( 850 x ET ) / MAX RPM} – 3
L = panjang pipa knalpot yang akan dibuat
ET = Exhaust Timing, kapan klep buang mulai membuka sebelum TMB
MAX RPM = RPM yang dimau untuk mendapatkan puncak tenaga
Contoh :
Jupiter balap saya timing exhaust mulai membuka 80 derajat sebelum TMB , maka perhitungannya adalah
L = {( 850 x 260 ) / 10,000} – 3
L = 19.1 inches = 485 mm
Kemudian kita akan mementukan diameter pipa knalpot yang dibutuhkan =
D = sqrt ( CC / ((L + 3) x 25) ) x 2.1
D adalah diameter pipa yang diinginkan
CC adalah kapasitas silinder
L adalah panjang knalpot
Maka diameter pipa knalpot untuk Jupiter saya adalah :
D = sqrt ( 171 / ((19.1 + 3 ) x 25) ) x 2.1
D = 29 mm
Gampang toh…
Jadi knalpot yang saya butuhkan untuk Jupiter dengan kapasitas 170 cc dan durasi noken as 310 derajat adalah panjang 48,5 cm dengan diameter dalam pipa 2,9 cm agar mesin memproduksi tenaga di 10,000 RPM.