Sosoknya masih banyak beredar di metropolis. Konsumen setia lebih suka
memakainya di dalam kota, sebagai sarana commuter bike. Di jalanan
macet, Alfa bisa dibanggakan sebab, akselerasinya yang ringan serta
postur bodi mungil, jadi tetap diminati kaum hawa saat membelah
kemacetan.
Bagaimana cara merekondisi Alfa saat berusia hampir 23 tahun meramaikan dunia roda dua Indonesia?
1. Benahi double starter
Sesuai dengan segmen yang memakai rata-rata kaum hawa, maka perangkat
starter wajib dimaksimalkan. Untuk memudahkan dalam pemakaian. Kunci
utamanya cuman di rotor spul, bushing, arang brush dan kabel double
starter. Problem yang paling sering terjadi, rotor mulai ditumpuki kerak
kehitaman, arang brush aus dan kabel mulai nge-vong.
Untuk problem arang brush aus dan kabel ngevong, bisa diatasi dengan
penggantian. Kalau rotor kumparan spul cukup dibersihkan. Oh ya, periksa
juga bushing sebagai dudukan rotor kumparan, kadang juga mengalami aus.
Kalau aus, mesti dibawah ke service dynamo starter, dimana bahan
bushing nya banyak terdapat disana.
2. Sil perlengkapan mesin
Di Alfa terdapat sil poros pedal starter, sil poros persneling, sil
magnet dan sil poros gir belakang. Paling fatal sil magnet, sebab di
Alfa sil ini bertugas sebagai penjamin kepadatan kompresi saat gas segar
dibilas. Letaknya di sisi kiri, dibalik rotor magnet. Mudah untuk
pemeriksaan fisiknya, sebab kalau sudah aus di sekeliling as kruk timbul
kehitaman basah macam busi yang keborosan bensin. Kalau sampai terjadi
hal seperti itu, secepatnya dilakukan penggantian.
Begitu juga dengan sil pedal persneling, efek spindle yang mulai aus
pada titik-titik engselnya, putaran poros pedal persneling tak lagi bisa
berputar di satu titik. Tapi cenderung terpuntir dan terjadi gerusan
pada sil poros persneling.
Kalau sampai terjadi hal ini, jangan hanya dilakukan penggantian sil
poros persneling saja, lebih baik lakukan semi overhaul untuk membongkar
kalter bagian kanan (kopling) dan lakukan pemeriksaan pada spindle,
penerus gerakan poros persneling ke drum shift penggerak gigi transmisi.
Berikutnya, kalau sil poros gir belakang dan sil poros pedal starter
aus, itu cuman efek terlalu lamanya sil dan cukup dilakukan penggantian
sil yang orsi.
3. Silinder tromol belakang
Rata-rata di bagian ini, kampas rem sudah ditambah dengan plat
pengganjal, efek diameter dalam silinder tromol yang makin besar. Dengan
maksud, kampas rem berada pada kondisi stand by siap membuka atau
mendekati silinder tromol agar pijakan pedal rem lebih efektif.
Kalau keterusan main ganjal, bidang pad kampas rem makan silinder tromol
jadi nggak rata, cenderung yang terkikis di bagian yang diganjal saja.
Maka lebih bijak kalau dilakukan penggantian tromol. Tak perlu pakai
orsi Alfa, bisa dikanibal dari Jupiter-Z. Sebab, diameter silindernya
sebanding dengan Jupiter-Z. Dipastikan pengereman belakang jadi makin
pakem. Dan untuk pemakaian bearing dan as roda amputasi sekalian milik
Jupiter-Z.
4. Usung sok depan F1Z-R
Memang susah ketika rem masih menganut model tromol, jadi timbul
ketergantungan dengan rem belakang. Kalau ditakar dengan perkembangan
motor saat ini, jelas ketinggalan. Pilihan tepat kalau sok depan diganti
milik F1Z-R yang sudah dilengkapi dengan lubang dudukan adaptor
kaliper. Sipnya, diameter inner tube sama dengan lubang pengikat pada
segitiga. Lanjutkan mengganti tromol depan milik F1Z-R, komplit dengan
cakram, kaliper dan master. Dijamin pasti lebih modis dan safety.
5. Membran ganti bertulang karbon
Saat deselerasi, raungan mesinnya tak bisa bersih, masih saja timbul
pembakaran susulan. Sehingga dalam pemakaian macam gas mbandang, tapi
sebenarnya tidak. Problem ini biasa terjadi efek dari daun membran yang
mulai memble, atau tak bisa menutup rapat.
Maka untuk mengatasi hal ini, bisa mengikuti gaya tuner road race yang
menangani bebek 2 tak. Yakni lewat pemakaian membran bertulang karbon
yang tahan suhu tinggi. Jadi lebih akurat dalam mengontrol suplai gas
segar ke lubang bilas. Cara ini secara tak langsung juga bisa menghemat
dalam pemakaian BBM.
6. Power mesin lebih liar
Kalau kebetulan yang menunggang masih remaja, power mesin bisa
dibesarkan lagi. Dari spek standar stroke (50 mm) dan bore (52 mm),
cukup dibesarkan diameter silinder. Cukup kanibal piston Yamaha RX-S
over size 100 (54 mm), lumayan kapasitas mesin bisa dikatrol hingga 114,
45 cc.
Asumsinya, porting dalam liner silinder mesti diseting ulang, sesuai
dengan posisi piston saat berada di TMA dan TMB. Agar jalur lubang
transfer dan lubang buang tak terhalangi posisi piston, saat gas segar
dan gas buang bersirkulasi. Kalau sudah diporting, maka dalam
penggantian subtitusi nya pertahankan pakai piston RX-S, agar power bisa
sebanding dengan motor yang lebih muda.
7. Kaca head lamp buram
Bukan kesalahan pemilik, sebab spare head lamp yang orsi susah dilacak
meskipun di bengkel resmi tingkat 1 sekelas main dealer. Tak ada cara
lain terkecuali membesarkan rumah head lamp dan merapikannya pakai
fiber, untuk mengganti head lamp milik F1Z-R.
Sumber