Rekondisi Suzuki Satria-R

Posted by

Memang ada kebanggaan bagi mania Suzuki di era 95, sebab masa itu konsumen Suzuki selalu dimanjakan dengan varian motor yang mengusung aroma sensasi baru. Dimana tahun 95, bebek jantan bermesin tegak 2 langkah diproduksi oleh Suzuki. 
Di Malaysia, Satria memiliki nama beken Stringer, konsep mesinnya sama tapi beda rupa, sebab Stringer mengusung gaya ayam jago. Namun di Indonesia, Satria diproduksi 2 versi. Yakni Satria-S bersentrifugal 5 speed dan Satria-R full clutch 6 speed. Dengan begitu, pasar yang dimasuki jadi lebih luas. Sejatinya bebek jantan sporty yang dikonsumsikan buat cowok ini, jadi lebih familiar buat cewek dengan adanya mekanis sentrifugal. 

Iming-iming 120 cc pada Satria seakan menjadi daya pikat. Satria sempat menjadi predator pasar sport 2 tak dan bebek 4 tak. Angka 120 pada embel-embel nya memang dikenal keramat. 120 cc dianggap lebih memadai atau sebanding dengan sport 2 tak dan diatas bebek 4 tak, serta mudah mengkail kecepatan dengan bobotnya yang lebih ringan. Disini Satria berjaya, hingga memunculkan branding baru, dengan julukan motor paling kencang di era nya.
Dan di tahun 02, Satria mengganti desain keseluruhan bodinya lebih ramping ala ikan Hiu dengan julukan baru, yakni Satria LSCM. Lagi-lagi pihak Suzuki mengklaim kalau Satria LSCM ini diklaim murni dari Malaysia. Strategi dress up pada wajah Satria ini pun dilakukan untuk mempertahankan pasar Satria yang terancam oleh bebek 4 tak, dimana saat itu lagi ramai mengkampanyekan slogan irit. Apa saja sih keluhannya, ketika bebek jantan ini berusia 15 tahun ? 
1. Daun Membran 
Efek panas mesin yang menyebabkan daun membran atau reed valve tak bisa menutup rapat. Akurasi kevakuman mesin menghisap BBM dari karbu jadi berkurang, telak menyebabkan akselerasi ngedrop. Hal ini menyebabkan bawaan gigi 1 terkesan panjang dan untuk mengkail power di gigi 1 membutuhkan tambahan bukaan handgrip lebih lebar. Parah kalau kondisi demikian ini dipakai meluncur dikawasan metropolis yang rawan macet. Sebab, pemakaian kecepatan rendah juga makin sering mempolakan pemakaian gigi 1. Konsumsi BBM jadi boros, sebab bukaan hand grip tak sebanding dengan kecepatan yang dikail. Untuk mengatasi problem klasik ini, sebaiknya dalam pemakaian daun membran diganti versi kompetisi jenis Kevlar, agar tahan panas. Dan untuk pemeriksaan daun membrane sebaiknya dilakukan di setiap 24 ribu km atau 2 tahun sekali. 
2. Sil as kruk kiri bocor
Magnet kiri 2 tak selalu mengaplikasi model kering, disebabkan bagian kiri crank case dudukan as kruk dirancang untuk kedap udara dengan pelengkap sil. Agar sirkulasi pembilasan gas segar tak bocor keluar lewat rongga bearing as kruk kiri. Tapi efek panas, kemudian kikisan poros as kruk dan umur, lama kelamaan sil ini mengalami penyimpangan. Efeknya, debit gas segar yang dibilas saat di mulut crank case berkurang kapasitasnya. Ingat, gas yang dibilas sifatnya memiliki tekanan stand by. Sehingga, sebagian gas segar malah keluar melalui rongga sil poros as kruk bagian kiri. Power mesin jadi hilang, bawaan motor berat untuk menghidupkannya jadi susah. Mesin bisa hidup pun mesti bersyukur. Problem serius ini biasa menjangkit ketika memasuki usia 6 tahun atau 72 ribu Km. Dan sebaiknya dilakukan penggantian sil kedap. 
3. Bersihkan kerak knalpot
Perlakuan special buat Satria yang berumur 10 tahun atau 120 ribu Km, sebaiknya melakukan operasi knalpot. Sebab, tak cukup hanya dibersihkan dengan blender las. Sebab, jangkauan blender las tak nyampai ke perut tengah. Dan perlu dibuka untuk mengangkat kerak di sekat perut bagian tengah. Termasuk daleman silencer, yakni sarangan. Khusus bagian ini bisa dilakukan penggantian dengan sarangan baru, yang memiliki system pemasangan knock down. Mumpung lagi bongkar-bongkar knalpot, kelar membersihkannya tak ada salahnya untuk membawanya ke bengkel krom, biar kelihatan lebih mudah. 
4. Cleaning poles
Biasanya kan disebut porting polish, nah bagi Satria yang masih standar bisa melakukan cleaning polish di sektor silinder cop, blok silinder dan crank case nya. Mengapa ? tentu saja untuk mengembalikan performa mesin Satria seperti baru. Sebab, kerak yang biasa hinggap di lubang buang, jendela lubang transfer, lubang bilas dan ruang bakar, kerap menyeebabkan terhambatnya siklus gas segar ketika langkah pembilasan. Untuk mengatasinya bongkar saja di bengkel balap, tapi pesan jangan sampai main remer. Cukup poles saja.  
5. Bushing poros lengan ayun & monosok
Jarak antara sumbu poros lengan ayun dengan titik dudukan monosok pada lengan ayun Satria, jaraknya memang panjang. Torsi ungkitan yang dihasilkan lengan ayun, untuk menekan monosok jadi lebih kecil. Disini bushing poros lengan ayun Satria, kerap mengalami penyimpangan spesifikasi atau oblak. Sebab, sering menerima tekanan balik dari monosok saat bereaksi. Penyimpangan yang terjadi pada bushing poros lengan ayun, biasanya terkikis nggak rata dan cenderung satu hingga dua sisi. Kalau sampai lengan ayun bisa oblak ke kanan kiri, secepatnya lakukan penggantian bushing lengan ayun nya. 
SATRIA-S
Mangkuk sentrifugal tergerus
Lagi-lagi persepsi penggantian oli mesin yang salah, sehingga menyebabkan kerja sentrifugal pada Satria-S mengalami problem. Terkait mekanisme kerja kampas sentrifugal dan mangkuknya. Disini oli mesin tak cuman dijadikan media pelumas kampas ganda, lebih dari itu oli mesin juga ditujuukan untuk menstabilkan suhu pada kampas ganda. Ketika sifat pendingin oli mesin Satria-S itu berkurang, maka mudah sekali menyebabkan kampas ganda terbakar. Dan selanjutnya menyebabkan bidang pijak kampas ganda pada mangkuk sentrifugal tergerus. Dengan demikikan speling kampas ganda pada mangkuknya lebih banyak. Ini berlaku pada konsumen yang mengganti oli mesin ssetiap 2-3 bulan sekali. Problem ini juga menyebabkan konsumsi BBM jadi boros. Sebab, untuk menjalan kan motor dibutuhkan rpm lebih tinggi untuk mempolakan kampas sentrifugal optimal mengkopel mangkuknya. Untuk mengatasi problem ini tak lagi bisa diakal dan harus dilakukan penggantian mangkuk dan kampas sentrifugal nya, khususnya bagi Satria-S yang memasuki usia 7 tahun. 

SATRIA-R 
Kopling house berisik
Ini salah satu kelemahan pemakai kopling manual atau full clutch. Kopling house sebagai media perantara kerja mesin dan roda bekerja extra keras. Sebab, bagian ini selain menerima putaran power mesin dari gigi primer, juga menjadi media yang ditekan untuk memutus dan menghubungkan kerja plat kopling dan kampas kopling. Kalau kampas kopling Satria-R dikenal ulet, jadi spesial diperuntukkan buat mekanis full clutch. Pasal itu, banyak pula para tuner dan mekanik mengaplikasinya buat sarana kanibalan, khususnya buat Shogun 125 dan Smash. Eh ngelantur, balik ke topik. Makin beratnya kerja kopling house, maka dumper karet di sisi dalam rumah kopling dan gigi skunder itu mudah kalah. Nah problem ini mudah diindikasi, saat mesin hidup stasioner kasar. Ketika tuas kopling ddimainkan, terasa halus. Kalau merasa terjadi pada Satria-R sampeyan, buruan ganti karet dumper nya di bengkel bubut.
Sumber


Blog, Updated at: 9:57 PM

Pengunjung

Powered by Blogger.