1. Harus diketahui bahwa masing-masing tipe motor memiliki karakter yang berbeda, termasuk urusan rantai
tadi. Untuk itu bacalah dengan seksama buku petunjuk manual sepeda
motor dan pahami bagian-bagian motor yang terkait dengan rantai agar
tidak bingung saat menegncangkan/ mengendurkan rantai.
2. Sebelum menyetel rantai, posisikan sepeda motor anda pada posisi
standart (dongkrak) tengah. Hal ini bertujuan agar posisi roda belakang
bisa bebas berputar. Cari posisi penyetelan rantai dengan cara diputar
selanjutnya cari titik tertinggi dari rantai tersebut. Karena rantai
yang sudah aus kondisi nya sangat berbeda, ada di satu titik kendor
sekali sedang di titik yang lain posisinya sangat kencang.
3. Setelah itu kendurkan baut roda belakang dan tarik roda tersebut
beberapa milimeter secara perlahan dan kencangkan baut kembali, untuk
mengecek kekencangan rantai. Ukurlah jarak renggang rantai dengan cara
menekan bagian bawahnya dengan jari tangan atau obeng. Jarak renggang
rantai penggerak yang normal berkisar 20-33mm (atau bisa dilihat pada
stiker di tutup rantai roda). Rantai yang terlalu kencang akan cepat
mengalami keausan, sebaliknya jika kendur akan menimbulkan sentakan dan
getaran yang berlebihan.
4. Jangan lupa untuk mematikan tanda
penyesuai setelan rantai antara yang kiri dan kanan harus sama posisi
tandanya. Demikian pula pastikan antara sprocket (gir) depan dan
sprocket belakang harus tetap sejajar. Karena apabila tidak sama hal ini
dapat merusak rantai bahkan sprocket-nya.
5. Kalau semua sudah dilakukan, pastikan saat mengencangkan baut roda
belakang, roda tidak bergerak sama sekali, karena kalau bergeser sedikit
saja akan memberi pengaruh besar pada kekencangan rantai.
6. Dianjurkan untuk memeriksa kekencangan rantai paling tidak dua minggu
sekali agar keamanan dan kenyamanan berkendara lebih terjamin, apalagi
kalau motor sering dipakai bepergian. Jika Anda tidak yakin bisa
melakukan langkah-langkah di atas, ada baiknya untuk membawa motor ke
bengkel atau meminta bantuan mereka yang lebih ahli.